Selasa, 11 Januari 2011

Kebebasan


Ada  sebagian wanita yang berpendirian, karena tubuhnya adalah miliknya maka  ia bebas memperlakukan tubuhnya itu, bebas menampilkan tubuhnya melalui  dandanan yang sesuai dengan keinginannya di depan publik.
   
Kisah nyata berikut ini terjadi di sebuah apotek di daerah Batam Centre. Seorang wanita muda masuk ke dalam apotek dan langsung menuju  petugas penerima resep. Ia berpenampilan seksi, dengan rok pendek dan  kaus ketat membalut sebagian tubuhnya sehingga masih nampak bagian  perut (pusar).
   
Setelah menyerahkan resep dokter, ia mengambil tempat duduk persis di  sebelah laki-laki muda yang sejak awal mengikuti kedatangan wanita muda  ini dengan tatapan matanya.

Dengan suara perlahan namun dapat didengar orang di sekitarnya, lelaki muda itu membuka percakapan, “Mbak Tarifnya Berapa.?
Si perempuan muda nampak terkejut. Ia menatap dengan marah kepada lelaki tadi. Kemudian dengan nada ketus menjawab, “Saya bukan pelacur, bukan wanita murahan..!!"

Si lelaki muda tak kurang marahnya. “Siapa yang bilang mbak  pelacur atau wanita murahan. Saya cuma menanyakan tarif, karena cara  mbak berdandan seperti sedang menjajakan sesuatu.

Terjadi ‘perang mulut’ yang membuat pengunjung apotek ikut menyaksikan. Dengan nada tinggi si wanita muda berkata ketus, “tubuh saya milik saya, saya bebas mau ngapain aja dengan tubuh ini, dasar pikiranmu saja yang kotor…”
   
Si lelaki muda tak mau kalah. “Saya bebas menggunakan mata  saya. Saya juga bebas menggunakan mulut saya termasuk untuk menanyakan  berapa tarif kamu. Saya juga bebas menggunakan pikiran saya...”

Si wanita muda tak kehabisan argumen. “Saya bisa melaporkan kamu ke polisi dengan tuduhan telah melakukan perbuatan tidak menyenangkan.”
   
Silakan,” kata si lelaki. “Saya juga bisa menuntut kamu dengan tuduhan  melakukan perbuatan tidak menyenangkan, antara lain karena kamu telah  mengganggu ketenangan adik saya. Kamu ke apotek mau menebus obat atau  mau membangunkan adik saya ?” kata si lelaki sambil menunjukkan tangan ke bawah..

Mungkin karena malu, si wanita muda itu sekonyong-konyong meninggalkan  apotek, padahal urusannya sama sekali belum selesai. Sedangkan si  lelaki, setelah selesai dengan urusannya ia pergi ngeloyor dengan wajah  bersungut-sungut.

3 komentar:

  1. Ditujukan bagi yang merasa...

    BalasHapus
  2. Saya juga bebas mau melihat apa yg enak dilihat, dan dinikmati..

    BalasHapus
  3. dan saya juga bebas kalo ikut-ikutan untuk melihat...

    BalasHapus